Saturday 29 November 2014

BIOGRAFI LENGKAP ALI BIN ABI THALIB PART I


BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Dalam Artikel kali ini saya akan menceritakan tentang : 
BIOGRAFI LENGKAP ALI BIN ABI THALIB PART I

        Ali bin Abi Thalib adalah khalifah keempat atau terakhir dari khulafaurrasyidin. Dari kalangan anak-anak ia adalah seorang pertama yang masuk islam. Ali bin Abi Thalib selain diambil sebagai anak asuh Rasulullah saw. dia juga sepupu Rasulullah saw. sewaktu lahir, ia diberi nama oleh ayahnya dengan nama Ali.

BIOGRAFI LENGKAP ALI BIN ABI THALIB PART I

          Ketika berusia 4 tahun ia diambil sebagai anak asuh oleh Rasulullah saw. Rasulullah saw. berkata kepada Abbas pasukanya, “Abu Thalib saudara anda memiliki banyak anak. Apa yang anda lihat, banyak orang yang mangalami krisis. Bagaimana kalau kita ringankan dia dari anak-anaknya itu. Saya mengambinyal satu dan anda mengambil seorang untuk diasuh.” Demikian perkataan Rasulullah saw. kepada Abbas.

           Lalu Abbas mengasuh Jakfar Anaknya Abi Thalib dan Rasulullah saw. mengasuh Ali anaknya Abi Thalib. Ali pun tinggal barsama Rasulullah saw.

             Tatkala Rasulullah saw. dan Khadijah sedang salat, Ali tiba-tiba masuk. Ali yang masih kecil itu melihat Rasulullah saw. dan Khadijah sedang rukuk dan sujud serta membaca beberapa ayat Al-Qur’an yang sampai pada waktu itu sudah diwahyukan.

           Ali tertegun dan berdiri sampai mereka berdua selesai salat. “Kepada siapa kalian sujud?” Ali bertanya. “kami bersujud kepada ALLAH swt,” jawab Rasulullah saw. “Dialah yang memutuskan menjadi Rasulullah saw. dan memerintahkan Ali mengajak  manusia menyembahnya.” Kata Rasulullah saw. memberitahukan.

           Mendapatkan jawaban dari Rasulullah sa. tidak terlihat sikap tidak senang pada wajah Ali. Kemudian Rasulullah saw. mengajak anak asuh yang sekaligus sifat-sifatnya beribadah kepada ALLAH swt semata dan meninggalkan berhla-berhala latta dan Uzza.

         Lalu Rasulullah membacakan beberapa ayat Al-Qur’an, Ali pun terpesona dengan ayat itu, bagi Ali betapa luar biasa indahnya ayat-ayat itu. Setelah itu, Ali meminta waktu berunding dengan ayahnya. Pada malam harinya sebelum berunding Ali merasa gelisah samapi keesokan harinya Ali menemui Rasulullah saw. diberitahukan kepadanya bahwa ia berniat memeluk islam dan menjumpai ayahnya untuk berunding ia batalakan.

              Waktu itu yang telah mengikuti ajakan dakwah Rasulullah baru dua oaring. Pertama Khadijah istri Rasulullah saw. sendiri dari kalangan perempuan dan kedua Ali dari kalangan anak-anak. Sebagai anak asuh yang ikut bersama Rasulullah, Ali banyak meminta ilmu baik dari penyampaian nabi maupun dari segala apa yang dilakukan Rasulullah saw.

             Ali bin Abi Thalib merupakan sahabat yang sangat beruntung. Dia dipilih Rasulullah saw. untuk menjadi suami putrinya, Fatimah. Fatimah ra, adalah putri Rasulullah saw. yang sangat dekat dengan Rasulullah saw. 

            Dengan Fatimah, Ali menempuh hidup yang sangat bahagia. Mereka dikarunia dua oarng putra, yakni Hasan dan Husen. Hasan Husen adalah dua cucu Rasulullah saw. yang sangat dia sayangi. Rasulullah sering menggendong mereka berdua. Pada saat salat, dua bocah itu sering menaiki punggung Rasulullah saw. ketika sujud. Pada saat seperti itu, Rasulullah saw.memperlama sujudnya hingga mereka pergi atau diambil oleh seseorang.

           Fatimah begitu berharga bagi Rasulullah saw.  Oleh karena itu, Rasulullah saw. pernah berkata bahwa siapa yang menyakiti Fatimah maka ia telah menyakiti Rasulullah saw. Ali bin Abi Thalib pernah diisukan akan menikah lagi. Maka Ali kemudian di panggil oleh Rasulullah saw. dan dia berkata seperti itu. Tentu saja Ali tidak berani melakukannya.

          Pada suatu waktu ketika rumah Rasulullah saw. dikepung oleh para pemuda dari tiap-tiap kabilah hendak mencari Rasulullah saw. Ali bin Abi Thalib berada didalam Rumah Rasulullah bersamanya. Rasulullah telah mendapatkan informasi akan bahaya itu dan diperintahkan untuk waspada dan hijrah pergi ke Madinah demi mengelabui para pengepung Rasulullah memerintahkan Ali supaya memakai mantelnya dan tidur di tempat tidurnya.

          Ali pun langsung melompat ke tempat tidur Rasulullah saw. dan Rasulullah saw. keluar dengan membaca surat Yasin, tanpa diketahui para pemuda yang mengepung rumahnya itu. Betapa dalam keimanan Rasulullah saw. dan keberanianya, sehingga keluar rumah menerobos kerumunan para pemuda pengepung yang haus darah hendak membunuhnya.

            Tidurnya Ali bin Abi Thalib  di tempat tidurnya Rasulullah saw. menjadikan para pengepung menyangka bahwa Rasulullah saw. masih di rumahnya. Dan Ali memang keluar ketika Rasulullah pergi meninggalkan rumahnya menuju Rumah Abu Bakar. Kemudian bertolak ke Gua Tsir. Para pengepung dan orang-orang Quraisy belum mengetahui bahwa Rasulullah saw. telah pergi jauh dan mereka baru mengetahui setelah pajar tiba, yakni ketika para pengepung menyerbu masuk ke rumah Rasullulah saw. Mereka justru mendapat Ali yang tidur di kamar Rasulullah saw.

           Selain menyuruh tidur di tempat tidurnya, pada malam itu Rasulullah saw. memberikan tugas kepada Ali untuk mengembalikan barang titipan kepada para pemiliknya masing-masing tugas tersebut merupakan tugas yang penuh resiko. Tetapi Ali mampu melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya tanpa sedikitpu memiliki rasa takut .

          Dengan cara inilah akhirnya Rasulullah saw. dan Abu Bakar selamat meninggalkan kota Mekah. Setelah mendengar bahwa Rasulullah saw dan Abu Bakar sampai di Madinah. Barulah Ali menyusul ke Madinah. Sesampainya di Madinah, Ali dinikahkan dengan Fatimah Azzahra, putri Rasulullah saw.

       Pada suatu saat Fatimah istri Ali bin Abi Thalib sedang sakit. Dalam sakitnya itu, ia menginginkan buah delima. Maka Fatimah kemudian meminta Ali untuk mencarikan buah delima.

            Pada saat itu, Ali sama sekali tidak memiliki uang untuk membeli buah delima. Akhirnya, ia tetap pergi kepasar. Di pasar, ia mencari seorang sahabat dan meminjam uang. Setelah itu ia membeli dua buah delima.

          Dalam perjalanan pulang ia menemui seorang tua rentang tengah kelaparan. Ali kemudian memberikan satu buah deluma itu kepadanya. Ali melanjutkan perjalanan. Di tengah perjalanan ia dicegat oleh seorang yang kelihatan sangat lemah. Ia berkata bahwa ia sudah beberapa hari tidak makan.

          Ali bingung, ia hanya memiliki satu buah delima dan buah itu adalah permintaan istrinya yang sedang sakit. Namun, melihat keadaan orang itu, akhirnya ia berikan juga buah itu kepadanya. Sesampai dirumah, ia menemui istrinya dan menceritakan kejadian yang menimpanya, Fatimah bukannya marah, ia justru bersyukur memiliki suami yang pemurah seperti itu.

          Namun, tidak berapa lama kemudian, seorang sahabat datang berkunjung sambil memberikan sekeranjang buah delima kepada Ali dan Fatimah. Sungguh itulah baasan ALLAH swt atas orang yang bersifat pemurah.

          Dalam menjalani hidup sehari-hari dikenal sangat sederhana dan zuhud dan sikap hidup seperti itu diperlihatkanya baik ketika belum menjadi Khalifah dan sesudah Khalifah. Bahkan cara hidup sederhana dan zuhud itupun diterapkannya pula pada putra-putrinya. Di samping itu, Ali juga terkenal sebagai panglima perang yang gagah dah perkasa. Keberaniannya itu menggetarkan hati lawanya. Ia mempunyai sebilah pedang warisan dari Rasulullah saw. bernama “Dzul Faqar”. Hampir semua peperangan yang terjadi pada masa Rasulullah saw. ia diturut serta selalu menjadi andalan pada barisan depan.

           Menurut Ali ra. Keberanian harus dibarengi dengan kepercayaan, kecermatan dan keberanian menggertak musuh, khususnya dalam situasi perang. Itulah Ali bin Abi Thalib, sang komandan perang dan pemimpin yang sering terlibat dalam berbagai peperangan bersama Rasulullah saw. Seperti dalam perang Badar, Rasulullah saw. mengangkat Mushab bin Umair untuk memimpin umat islam. Setelah Mushab terbunuh, Rasulullah saw. menyerahkan kepemimpinannya kepada Ali ra, dan salah seorang dari golingan Anshar.
           Dalam perang Uhud, kaum muslimin mengalami sedikit kekalahan. Penyebab utamanya adalah karena tidak menaati Rasulullah saw. pada waktu itu, kaum muslimin telah dikepung oleh kaum kafir Quraisy dari empat penjuru. Kaum Muslimin banyak yang gugur syahid. Dan sebagian lagi ada yang melarikan diri. Adapun Rasulullah saw. sendiri terkepung oleh musuh-musuh. Lalu mereka mengumumkan bahwa Rasulullah saw. telah gugur. Berita ini membuat pasukan muslim merasa sangat panic, sehingga membuat mereka lebih kacau dan tidak konsentrasi pada peperangan.

          Dalam keadaan kacau balau, Ali ra. Mencari Rasululah saw. dan dia menceritakan, “Ketika orang-orang kafir mengepung Kaum Muslimin, aku tidak melihat Rasulullah saw. Aku segera mencari dia di antara orang-orang yang masih hidup, tetapi aku tidak menemukanya. Lalu aku mencarinya di antara mayat-mayat para syuhada, di situpun aku tidak menemukannya. Aku berpikir tudak mungkin Rasulullah saw. melarikan diri dari pertempuran. Mungkin karena perbuatan kami ALLAH swt. Mengangkat kekasih-Nya ke langit. Aku tidak dapat mengira-ngira kemungkinan lain tentang Rasulullah saw. yang lebih baik dari itu. Aku segera mencabut pedang kemudian  terjun ke tengah medan pertempuran dengan perasaan bahwa aku akan gugur dalam pertempuran itu.

            Aku terus bertempur sehingga sebuah jalan terbuka di tengah kepungan itu. Pada saat itulah terlihat olehku  Rasulullah saw. bukan main gembiranya hatiku ketika melihatnya. Aku yakin ALLAH swt, pasti melindungi kekasih-Nya melalui para malaikat-malaikat-Nya. Aku segera menjumpa dia dan berdiri disisinya. Tiba-tiba muncullah pasukan kafir hendak menyerang Rasulullah saw. Melihat orang itu di berkata “Hai Ali, tahanlah mereka”. Akupun langsung menghadapi mereka seorang diri dengan segenap kemampuanku. Sebagian merekapun melarikan diri dan yang lainya dapat aku bunuh. Lalu datanglah pasukan kedua yang juga hendak menyerang Rasulullah saw. Dia memberikan isyarat kepadaku supaya menahan mereka. Akupun melawannya seorang diri. “Demikian keberanian Ali ra. Dalam perang Uhud”.

Selanjutnya Baca Juga : Biografi Lengkap Ali Bin Abi Thalib Part II
 

No comments:

Post a Comment