Saturday 29 November 2014

BIOGRAFI LENGKAP UMAR BIN KHATTAB PART I



Asalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Puji Syukur ke hadirat ALLAH SWT yang telah memberi karunia kepada kita,ok Langsung Saja..

dalam artikel kali ini saya akan membahas tentang : 
BIOGRAFI LENGKAP UMAR BIN KHATAB PART I

      Umar bin khatab adalah seorang sahabat utama Rasulullah saw. yang termasuk dalam khulafur rasyidin. Dia berasal dari suku Adi, suku yang terpandang mulia serta mempunyai derajat tinggi di kalangan orang-orang Arab.

BIOGRAFI LENGKAP UMAR BIN KHATTAB PART I

         Postur tubuhnya tegap dan kuat, wataknya keras dan pemberani, dan memiliki disiplin yang tinggi. Pada masa remajanya dia di kenal sebagai pegulat perkasa dan sering menampilkan kemampuanya itu di dalam pesta ulang tahunan di pasar Ukaz yang terletak di Mekah. Ia memiliki kecerdasan yang luar biasa, mampu memperkirakan hal-hal yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Tutur bahasanya halus dan bicaranya fasih.

           Sebelum memeluk islam, ia terpilih menjadi wakil kabilahnya. Selalu diberi kepercayaan untuk diutus mewakili suku Quraisy dalam melakukan perundingan dengan suku-suku lain. Memang, dia memiliki keunggulan berdiplomasi diacara-acara perundingan itu, dihadapan wakil-wakil suku lain. Keunggulannya berdiplomasi itu akhirnya membuat dia populer di kalangan berbagai suku di Arab.

           Masuknya Umar ke dalam islam, memiliki kisah tersendiri. Pada saat itu, ketika Rasulullah saw. Masih berdakwah dengan cara rahasia dan sembunyi-sembunyi, umat islam yang masih sangat sedikit sangat membutuhkan kekuatan untuk kepentingan perjuangan islam. Rasulullah saw. Melihat dan mengakui kelebihan-kelebihan yang dimiliki Umar bin Khatab. Dia, seorang pemuda yang gagah berani, tidak mengenal takut dan gentar, cerdas dan mempunyai ketabahan hati serta kemauan yang keras. Oleh karena itulah Rasulullah saw. pernah berkata, “ya ALLAH swt, kuatkanlah Islam dengan salah seorang dari Amir bin Hisyam atau Umar bin Khatab”.

             Saat itu Umar adalah salah seorang tokoh Arab Quraisy yang paling gigih menentang seruan dan dakwah Rasulullah saw. Dan bahkan, pernah hendak melakukan pembunuhan terhadapnya.

            Suatu ketika, di saat orang-orang kafir sedang bermusyawarah. Mereka membicarakan tentang pembunuhan Rasulullah saw. dan menanyakan siapa yang berani melakukannya. Pada saat itu umar yang masih Musyrik turut dalam musyawarah itu. Ketika dimunculkan pertanyaan tentang siapa yang berani membunuh Rasulullah saw. dia langsung menyahut, “Aku yang akan membunuhnya”. Demikian Umar menyatakan kesediaannya. 

                  Lalu orang-orang ada dalam musyawarah itu berkata, “Ya, kamulah yang pantas melakukannya”. Umar pun segera menghunus pedangnya dan bergegas pergi untuk membunuh Rasulullah saw. Di tengah-tengah perjalanannya, ia bertemu dengan Saad bin Abu Waqash, seorang sahabat dari kabilah Zuhrah. Melihat Umar berjalan dengan pedang terhunus, Saad bertanya, “Akan kemana engkau wahai Umar?””Aku akan membunuh MUHAMMAD!” demikian jawab Umar. Saad pun menjawab,”Jika demikian,Bani Hasyim, Bani Zuhrah dan Bani Abdi Manaf tentu tidak akan tinggal diam. Mereka pasti akan menuntuk balas dan membunuhmu”.

               Umar terkejut dengan ancaman Saad itu, karena setahu dia, Saad tidak mengikuti ajaran Rasulullah saw. dan akan mendukungnya membunuh Rasulullah saw. Lalu Umar berkata, “Tampaknya kamu juga telah meninggalkan agama nenek moyang kita. Jika demikian kamulah yang akan aku bunuh terlebih dahulu!’ usai berkata demikian dengan segera Umar mengangkat pedangnya mengambil posisi hendak menebas leher Saad, dia berkata, “Ya, aku memang telah masuk islam, dan ketahuilah lebih dulu kabar rumahmu sendiri! Saudara perempuan dan iparmu juga telah masuk islam.

          Betapa terkejut dan marahnya ia mendengar perkataan Saad bin Abi Waqash itu. Tanpa berkata apapun terlebih dahulu dan penuh diliputi kemarahan , Umar pun langsung pergi ke rumah adik perempuannya itu yang bernama Fatimah.

            Begitu sampai di depan rumah adiknya, pintu rumah itu terkunci rapat. Di dalamnya terdpat Khabbab ra. sedang mengajar suami istri tuan rumah membaca Al-Qur’an. Pada saat itulah Umar tiba-tiba datang dan berteriak-teriak menyuruh membukakan pintu. Mendengar suara Umar, Khabbab ra. segera bersembunyi dan meninggalkan lembaran-lembaran suci Al-Qur’an yang baru saja diajarkannya.

           Saudara Umar membukakan pintu. Tangan Umar yang telah memegang sesuatu langsung dihantamkan ke kepala saudara perempuannya itu hingga berdarah. Lalu dia berkata, “Kamu telah menghianati dirimu sendiri, kamu mengikuti agama baru itu!”.

           Umar bertanya lagi, “Apakah kamu telah meninggalkan agama nenek moyangmu dan masuk ke agama baru itu?”

             Bagaimana jika agama baru itu ternyata lebih baik?” jawab iparnya. Mendengar jawaban iparnya itu Umar langsung menarik  janggut iparnya dan mendorongnya hingga terjatuh terus memukulinya sampai puas di atas tanah. Saudara perempuannya berusaha menghentikan, tetapi dia malah ditampar dengan keras sampai berdarah lagi. Saudara perempuan Umar berkata, “Hai Umar, apakah kami dipukuli hanya karena telah masuk islam? Memang kami telah masuk islam, apa yang ingin kamu lakukan kepada kami lakukanlah!”

            Mendengar perkataan keras saudaranya itu, darah Umar benar-benar mengalir lebih deras lagi ke kepalanya. Betapa marahnya ia, dan seolah tiada ampun lagi bagi saudara perempuannya sendiri dan saudara iparnya. Tetapi ketika nafsu amarahnya sedang meluap-luap dan berada pada puncak kemarahannya. Sehingga tidak ada yang bias menahannya, matanya tiba-tiba tertuju pada lembaran-lembaran ayat Al-Qur’an. Lembaran-lembaran yang tidak lama ditinggalkan begitu saja oleh Khabbab ra.

             Pandangan Umar masih tertuju pada lembaran-lembaran itu . Tiba-tiba hatinya berdegup kencang. Nafas amarahnya mereda. Secara tiba-tiba juga, muncul perasaan malu atas sikap yang baru saja diperlihatkannya. Terlebih ketika masih tmpak oleh darahnya, di muka saudara perempuannya itu yang masih mengalir.

Umar kemudian berkata, “Iya, sekrang katakanlah, apakah ini?”

Saudara perempuannya tidak langsung menjawab, tetapi dia mengatakan, ‘’Kamu tidak suci, dan lembaran ini tidak boleh disentuh oleh tangan yang tidak suci”

             Umar pun mendesaknya. Saudara perempuannya tetap enggan memberikannya selama Umar belum mandi dan berwudu.

            Setelah mandi, Umar mengambil lembaran-lembaran itu dan membacanya. Ternyata, yang di baca Umar adalah surat Toha, dan bacaanya sampai pada ayat 14 yang artinya.

“Aku ini adalah ALLAH swt. Tiada tuhan selain-ku. Maka sembahlah aku, dan dirikanlah salat untuk mengingat-ku”
 
           Usai membaca ayat-ayat itu, sikap Umar langsung berubah. Perasannya menjadi tenang dan rasa damai menyelinap di hatinya. Lalu ia berkata, “Sekarang pertemukanlah aku dengan MUHAMMAD”.

           Mendengar perkatan Umar itu, Khabbab yang sejak tadi bersembunyi segera keluar dari tempat persembunyiannya dan berkata, “Hai Umar aku sampaikan kabar gembira untukmu. Kemarin pada malam kamis, aku dengar Rasulullah saw. berdoa seperti ini, ya ALLAH swt, kuatkanlah islam dengan Umar atau Abu Jahal, siapa saja dari keduanya yang lebih engkau sukai” dan sekarang telah terlihat doa Rasulullah saw. dikabulkan-Nya”.

           Peristiwa dirumah adiknya itu telah membuat Umar mampu berfikir jernih. Ia mulai berfikir tentang kebenaran agama yang dibawa Rasulyllah saw. Umar lalu meninggalkan rumah adiknya menuju rumah Al-Arqam. Rumah Al-Arqam dijadikan tempat Rasulullah saw. menyampaikan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada waktu itu. Sesampainya di rumah Al-Arqam Umar segera mengetuk pintu.

              Pada saat itu Rasulullah saw. sedang berkumpul-kumpul dengan para sahabat, termasuk pamannya, Hamzah. Mendengar pintu ada yang mengetuk maka dibukalah pintu rumah itu. Mengetahui yang datang adalah Umar, semua sahabat yang ada disitu merasa ketakutan dan menjadi gentar, kecuali Hamzah yang memang sudah dikenal sebagai seorang yang gagah berani. Umar melihat Rasulullah saw. sangat lembut dan bijaksana. Umar merasa sangat kecil dihadapan Rasulullah saw. Pada saat itulah Umar melafalkan dua kalimat syahadat.
Lanjutkan Membaca : Biografi Lengkap Umar Bin Khatab Part II

No comments:

Post a Comment